Laili Rusma

Laili Rusmawaty adalah guru bahasa Indonesia dan pengurus perpustakaan sekolah di SMAN 1 Kebomas Gresik. Korespondensi dapat melalui email lel...

Selengkapnya
Navigasi Web
#TantanganGurusiana(9) TIDAK BISA MENYEBUT HURUF “R”

#TantanganGurusiana(9) TIDAK BISA MENYEBUT HURUF “R”

Hampir tiap minggu, Bu Sita selalu memberi tugas menulis cerita atau puisi. Entah tugas di sekolah, atau di rumah .Uh, bosan. Menulis dan menulis. Tangan Dita sampai pegal dibuatnya. Apalagi Bu Sita selalu menyuruh anak-anak untuk membacakannya di depan kelas. Kali ini Bu Sita menyuruh anak-anak menulis puisi.

“Ma, Dita tidak mau sekolah hari ini,” kata Dita memelas.

“Mengapa Dita? Apa kamu sakit?” tanya Mama sambil memegang kepala Dita.

“Ya, Ma, kepala Dita agak pusing,” kata Dita berbohong.

Dita tidak mau bersekolah karena hari ini adalah gilirannya untuk membacakan cerita yang ditulisnya minggu kemarin. Dita malu karena ia masih belum lancar membaca apalagi ia cedal, tidak bisa menyebutkan huruf “r” dengan baik . Ia malu karena sering diejek temannya.

Esok harinya, Dita bersekolah seperti biasanya.

“Dit, mengapa kamu kemarin tidak kelihatan?” tanya Anggi, teman sebangkunya.

“Eh, iya, aku kemarin sakit,” jawab Dita sekenanya.

“Sakit apa, Dit?” tanya Anggi penasaran.

“Perutku agak pusing, kepalaku mual.”

“He…he…he, kamu melucu ya, masak perutmu pusing, kepalamu mual!” kata Anggi terbahak.

Aduh, Anggi ini. Dita menyadari kalau salah ucap. Wah, jadi malu nih!

Sampai di rumah, Dita langsung mengurung diri di dalam kamar. Ia merasa bersalah kepada Mama dan Anggi. Ia telah berbohong kepada Mama dan Anggi demi menutupi kekurangannya.

Mama mengetahui ada yang berubah dalam diri Dita. Dalam satu minggu ini, Dita lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar.

“Dita, beberapa hari ini, kamu kelihatan murung, ada apa, Nak?” tanya Mama Dita lembut.

Akhirnya Dita berterus terang kepada Mama bahwa ia telah berbohong. Ia malu membaca puisi hasil karyanya di depan teman-teman sekelasnya karena ia tidak bisa membaca dengan lancar dan tidak bisa menyebut huruf “r”.

“Sekarang Mama mengerti masalah yang dihadapi Dita. Mama senang karena Dita mau berterus terang kepada Mama,”kata Mama Dita dengan lembut.

Esok harinya, diam-diam, Mama Dita menemui Bu Sita. Mama menjelaskan persoalan yang dihadapi Dita selama ini.

Sebelum pulang, tiba-tiba Bu Sita memanggil Dita.

“Dita, puisimu bagus. Ibu ingin besok kamu membacakannya di depan kelas.” Kata Bu Sita.

“Tapi, Bu…,”

“Iya, ibu sudah tahu masalah kamu,” kata Bu Sita lembut.

“Dita, kamu tahu nggak, Bu Sita dulu juga seperti kamu. Waktu kecil, Bu Sita tidak bisa menyebutkan huruf “r” juga. Tetapi, Bu Sita tidak malu. Tiap hari, Bu Sita berlatih menyebutkan huruf “r” depan cermin. Bu Sita juga berlatih membaca keras-keras agar lancar membaca, baik buku yang Bu Sita baca maupun tulisan yang ada di sekeliling Ibu. Entah di jalan, di pasar, di manapun Bu Sita berada.

“Tapi, Bu. Bagaimana kalau sudah besar, tetap tetap tidak bisa menyebut huruf “r”?” tanya Dita ingin tahu.

“Tidak apa-apa. Banyak anak yang seperti kamu setelah dewasa berhasil menjadi orang sukses. Kita menjadi sukses karena bisa mengembangkan kelebihan yang ada dalam diri kita. Kamu pasti bisa! Percaya deh sama Ibu! Lagi pula banyak juga orang dari luar negeri yang tidak bisa menyebut huruf “r”,kan?” kata Bu Sita memberi semangat.

Hari yang dinanti Dita pun tiba. Dita tak sabar menunggu membacakan puisi yang ditulisnya. Ia sudah berlatih sungguh-sungguh. Di luar dugaan, teman-temannya memberi tepuk tangan meriah ketika ia tampil di depan kelas. Dita pun tidak menyangka kawan-kawannya memilihnya menjadi pembaca puisi terfavorit di kelas. Bu Sita bangga dengan perkembangan kemampuan Dita dalam membaca puisi. Sebagai hadiah, Bu Sita memberi sebungkus permen kepada semua murid yang ada di kelas. Setelah pelajaran selesai, Bu Sita menyuruh semua siswa untuk memajang puisi hasil karya mereka di majalah dinding.

Wah, senang sekali!

Ya, Dita, murid kelas 2 sekolah dasar itu, kini lebih rajin ke sekolah dan tidak malu lagi meskipun tidak bisa menyebut huruf ‘r’. Bahkan ia bercita-cita menjadi guru bahasa Indonesia di luar negeri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Matur suwun, Bu

23 Jan
Balas

Good motivations. Barakallah

23 Jan
Balas

Inspiratif bun

23 Jan
Balas

Terima kasih, Bun.

24 Jan



search

New Post